dear bunda, jangan pernah memberi obat diare (pemampat/penghenti diare) merk apapun medis maupun herbal pada balita anda.
Beberapa waktu yang lalu, seorang pasien
sy (anak2, 3,6 tahun) meninggal dunia. Saat dikabari, sy tdk tenang,
krn si anak tsb belum lama berobat ke sy. Sy was2, khawatir penyebab
meninggalnya krn ada kaitannya dg sakitnya waktu itu.
Maka, esoknya (3 hr setelah meninggalnya), sy sempatkan takziyah ke rumahnya.
''ibu, sepertinya belum lama si adek berobat ke sy ya?apa karena sakitnya makin parah ?''
''tidak dok, wktu ke dr, sakit diare sudah sembuh. setelah itu juga makannya mau, banyak. Biasanya susah, susu nya saja yg mau..''
''lantas sakit apa kmrn?''
''kata dr di RS infeksi pencernaan. Tdk bisa eek dan kentut..''
Sy terkejut. Ileus kah?
''..masih ada hasil pemeriksaannya dok..'' sang ibu mengulurkan hasil pemeriksaan foto polos abdomen (rontgen perut).
Dan benar, diagnosisnya ileus. Ileus adl istilah utk usus yg berhenti bergerak (normalnya bergerak yg disebut dg periltastik), bisa karena sumbatan (ileus obstruktifus) atau karena gangguan persyarafannya (ileus paralitikus). Keduanya bisa disebabkan obat2 diare yang banyak beredar di pasaran yang di etiketnya bahkan tertulis aman digunakan utk bayi sekalipun.
''ibu, mhn maaf, apakah setelah berobat ke tempat sy benar2 sembuh?'' tanya saya hati2.
''eh..tidak langsung sembuh sih dok..tiga hari masih diare, tp sdh berkurang..trs sy kasih obat warung seperempat..diare nya langsg berhenti. Habis itu sehat kok dok. Makannya banyak...''
Sy rasa obat itulah penyebab ileusnya. Sy tdk tega langsung bilang ke orang tuanya. Takut si ibu merasa bersalah seumur hidup karena merasa jadi perantara penyebab kematian anaknya. Setidaknya utk saat ini sy memilih diam.
Lantas bagaimana terapi diare? Pada anak2 (balita) hampir 70% penyebabnya adalah rotavirus. Jadi tidak perlu antibiotik, tidak perlu obat diare, bahkan teh pahit sekalipun. yang diperlukan hanya rehidrasi, zinc dan (bolehlah)laktobasilus.. Tolong bersabarlah menunggu semua virus keluar shg diare berhenti sendiri dan bersabarlah untuk terus memberikan oralit supaya tidak dehidrasi...
Sumber : https://www.facebook.com/nunik.dr/posts/10201649314588096?fref=nf
''ibu, sepertinya belum lama si adek berobat ke sy ya?apa karena sakitnya makin parah ?''
''tidak dok, wktu ke dr, sakit diare sudah sembuh. setelah itu juga makannya mau, banyak. Biasanya susah, susu nya saja yg mau..''
''lantas sakit apa kmrn?''
''kata dr di RS infeksi pencernaan. Tdk bisa eek dan kentut..''
Sy terkejut. Ileus kah?
''..masih ada hasil pemeriksaannya dok..'' sang ibu mengulurkan hasil pemeriksaan foto polos abdomen (rontgen perut).
Dan benar, diagnosisnya ileus. Ileus adl istilah utk usus yg berhenti bergerak (normalnya bergerak yg disebut dg periltastik), bisa karena sumbatan (ileus obstruktifus) atau karena gangguan persyarafannya (ileus paralitikus). Keduanya bisa disebabkan obat2 diare yang banyak beredar di pasaran yang di etiketnya bahkan tertulis aman digunakan utk bayi sekalipun.
''ibu, mhn maaf, apakah setelah berobat ke tempat sy benar2 sembuh?'' tanya saya hati2.
''eh..tidak langsung sembuh sih dok..tiga hari masih diare, tp sdh berkurang..trs sy kasih obat warung seperempat..diare nya langsg berhenti. Habis itu sehat kok dok. Makannya banyak...''
Sy rasa obat itulah penyebab ileusnya. Sy tdk tega langsung bilang ke orang tuanya. Takut si ibu merasa bersalah seumur hidup karena merasa jadi perantara penyebab kematian anaknya. Setidaknya utk saat ini sy memilih diam.
Lantas bagaimana terapi diare? Pada anak2 (balita) hampir 70% penyebabnya adalah rotavirus. Jadi tidak perlu antibiotik, tidak perlu obat diare, bahkan teh pahit sekalipun. yang diperlukan hanya rehidrasi, zinc dan (bolehlah)laktobasilus.. Tolong bersabarlah menunggu semua virus keluar shg diare berhenti sendiri dan bersabarlah untuk terus memberikan oralit supaya tidak dehidrasi...
Sumber : https://www.facebook.com/nunik.dr/posts/10201649314588096?fref=nf
0 komentar:
Posting Komentar